Posted by :
Unknown
Minggu, 09 November 2014
SEKOLAH TEMPATKU RUMAHKU
![]() |
Di mulai dari Aula
sekolah, di aula ini sebenarnya tempat berkumpul semua “penghuni” tersebut,
tepatnya di belakang foto-foto kepala sekolah yang lama. Ruang selanjutnya
yaitu ruang guru, di ruang ini terdapat beberapa “anak kecil” yang selalu ingin
bermain-main dengan guru yang menduduki tempat duduk yang berada di belakang
karena itu merupakan wilayah mereka. Setelah itu ruang musik, kesaksian ini
berasal dari siswa yang pernah berjalan sendiri di dekat ruang musik, siswa
tersebut mendengar sebuah permainan musik yang berasal dari piano tua yang
berada di ruang tersebut, karena penasaran
siswa tersebut membuka ruang tersebut dan kaget bukan main karena
ruangan tersebut kosong dan tidak ada seorangpun yang memainkan sebuah piano
tua, setelah mengalami kejadian yang aneh tadi siswa tersebut langsung
memberitau teman-temannya dan salah seorang dari yang mendengarkan hal tersebut
memberitaukan bahwa di waktu-waktu tertentu piano tua tersebut akan bermain
dengan sendirinya, maka dari itu siswa di larang mendekati ruangan tersebut di
waktu tertentu. Murid tersebut tidak tau kebenarannya, itu salah besar!!! Piano
tersebut tidak bermain sendiri tapi ada
” seorang wanita cantik” yang memainkanya, dan aku mengenalnya dengan
baik, dia memainkan sebuah musik klasik yang menjadi musik favorit nya bersama
kekasihnya yang telah tiada karena menjadi korban perang di zaman itu, musik
itu selalu di mainkan untuk mengenang kekasihnya yang telah tiada. Ruang
selanjutnya yaitu lorong di sebelah kiri Aula, di ruangan tersebut terdapat
“sesosok besar ” yang telah ada sebelum zaman penjajahan Belanda. Setelah itu
di Perpustakaan, dari yang aku dengar dari seorang guru, jika kita memasuki
ruang Perpustakaan akan merasakan hawa yang berbeda dengan hawa normal, dan aku
tau alasannya… di Perpustakaan ini terdapat banyak sekali “penghuni” karena
selain tempatnya yang sedikit gelap dan sepi, juga di tempat ini terdapat
banyak sekali buku-buku lama tahun 90’an. Tempat selanjutnya yaitu kamar mandi,
jika aku bicara tentang kamar mandi pasti sudah tidak asing lagi ruangan
tersebut dengan “penghuni nya” , tapi yang aku tau “penghuni” kamar mandi di
sekolah ini tidak semuanya pasif dalam artian ada juga yang menggangu sebagian
siswa di sekolah ini. Ruang selanjutnya yang akan aku bicarakan adalah ruang
lab komputer, di lab ini terdapat “wanita cantik bergaun Belanda”, dan yang
pasti semua murid juga tau di lab ini juga terdapat sebuah gaun peninggalan
zaman Belanda yang di letakkan di sebuah lemari kaca, kabarnya jika siswa
mencari apapun yang berbau mistis menggunakan komputer yang ada di ruang lab
ini “wanita cantik bergaun Belanda” tersebut akan menampakkan wujudnya karena
ia merasa terpanggil,dari yang aku ketahui ”wanita cantik bergaun Belanda” tersebut adalah sosok wanita yang selalu
ceria dulunya tetapi akibat dari sebuah permasalahan keceriaan tersebut
lama-kelamaan luntur dan akhirnya hilang, sampai sekarang aku masih belum tau
apa permasalahannya. Next, tempat ini memang sangat ramai sekali di waktu
istirahat… ya apalagi jika bukan Kantin, di Kantin memang banyak “yang
mengamati” siswa-siswa yang berada di kantin, “mereka semua” berada di pojok
tergelap dan terkotor di kantin, “wajah mereka semua” selalu memperlihatkan
kesedihan yang mendalam tetapi juga terdapat sedikit ke bahagiaan di dalamnya,
mungkin “mereka” sedih tentang penderitaan mereka di zaman penjajahan dahulu
yang tidak dapat melakukan segalanya dengan mudah, setiap detiknya mereka
selalu bersyukur masih dapat menghembuskan nafas di tengah-tengah penjajahan yang sangat menyiksa
mereka, walaupun di setiap detik yang sama juga terdapat air mata yang selalu
menetes karena melihat anak,suami/istri, orangtua, kakek/nenek, dan seluruh
sanak saudara di bunuh dengan kejam di depan mata mereka sendiri, betapa
kejamnya penjajahan di zaman dahulu, tapi setelah merdeka mereka arwah-arwah
yang tidak tenang dapat merasa sedikit lega karena anak cucu mereka yang
sekarang tidak merasakan apa yang telah mereka alami dulu, di tempat inilah aku
sering meneteskan air mata jika mengingat penderitaan “mereka”. Beralih ke
ruangan selanjutnya, gudang, gudang ini selalu tertutup dan tidak boleh ada
seorang pun yang membuka ruang ini karena dari rumor yang beredar pintu ini
menuju sebuah lorong yang mengarah ke sebuah sekolah lain dan jika sudah masuk
ke lorong tersebut maka tidak akan dapat kembali lagi, dan ini memang benar
adanya karena di lorong tersebut terdapat “penjaga” yang selalu menjaga lorong
nya. Lanjut ke ruang selanjutnya, yaitu ruang Kepala Sekolah, jika di lihat
sekilas, memang tidak ada sesuatu yang aneh di ruangan tersebut, tapi yang
tidak diketahui oleh semua orang yang bersekolah di sini, yaitu di ruang ini
terdapat sebuah peti yang berisikan wanita belanda yang sangat cantik dengan
berpakaian gaun pengantin. Peti ini letaknya berada di bawah lantai, tepatnya
di bawah lantai yang diatasnya terdapat kursi kepala sekolah, memang ruangan
ini termasuk ruangan yang tidak terkenal angker karena tidak ada yang tau
dengan kejadian di masa lalu pada zaman penjajahan Belanda, sedangkan aku tau
persis bagaimana kejadian tragis tersebut. Waktu itu sepasang kekasih yang
terlihat sangat bahagia sedang berada di sebuah taman, lalu secara tiba-tiba
terdengar sebuah ledakan dari seberang taman tersebut, kedua pasangan tersebut
terkejut dan langsung melarikan diri ke sebuah bangunan Belanda dan bangunan
itu adalah tempat ini, tempat yang sekarang menjadi sebuah sekolah. Di bangunan
Belanda tersebut kedua pasangan berlindung dari serangan tentara Belanda.
Sebenarnya wanita tersebut bukan lah rakyat pribumi tetapi seorang putri dari
seorang tentara Belanda, tetapi dia sangat mendukung kemerdekaan yang sedang di
perjuangkan oleh semua rakyat pribumi, sedangkan yang laki-laki adalah rakyat
pribumi. Ketika mereka sedang bersembunyi salah satu dari tentara Belanda ada
yang melihat mereka berdua dan tentara tersebut segera menembak salah satu dari
mereka, dan ternyata yang tertembak adalah wanita Belanda tersebut sedangkan
yang laki-laki dapat kabur walaupun keadaannya sudah sangat parah. Setelah
keadaan sudah cukup aman dia lalu kembali ke tempat kekasihnya yang tertembak
tadi dan menaruh mayat kekasihnya di sebuah peti, di sisa hidupnya pun dia
menunggui peti tersebut sampai ajal juga menjemputnya. Di zaman sekarang
“mereka berdua” sudah sedikit tenang karena dapat bersatu walaupun bukan
sebagai manusia. Tempat terakhir yaitu ruang kelas ini, ruangan yang terdapat
aku juga di dalamnya. Sekarang aku tau apa alasan semua siswa tidak mau
menduduki kursi yang berada di pojok belakang di daerahku ini, ternyata
alasannya karena aku. ya, aku adalah “penunggu” di ruang kelas ini, tempatku di
kursi pojok belakang, seperti yang aku katakan sebelumnya aku selalu mengamati
semua gerak-gerik siswa dari tempatku ini. Tapi tenang saja “kami semua” tidak
akan mengganggu jika kalian tidak memulai. Jadi sebaiknya berhati-hatilah,
karena di sinilah tempat kami tinggal…